Tapin, <a href="https://bearita.com">Bearita.com</a>-Seiring belum landainya penurunan virus Corona (Covid-19) di Kalimantan Selatan mengakibatkan para pengusaha mengalami gulung tikar dan merumahkan para pekerjanya.
Bahkan, adapula yang beralih profesi guna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya seperti berwirausaha.&nbsp; Lain hal dengan para pemuda Desa Sawang Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin.
Mereka pada saat pandemi ini memanfaatkan berburu buah dan umbi porang. Porang adalah tumbuhan liar hutan yang sangat disukai oleh ular. Porang tumbuh didaerah tanah yang lembab. Perburuan porang atau lebih dikenal masyarakat Tapin dengan "Maya" sangat menarik untuk mencarinya.&nbsp;
Mereka mencari porangpun tidak hanya didaerah Tapin, tetapi hingga Kabupaten Banjar, HSS, HST, dan HSU.
Harga yang cukup melonjak sangat menggiurkan masyarakat untuk mencarinya. Terhitung pada (05/11/2020), harga umbi porang per/Kg mengalami lonjakan kenaikan seharga Rp40.000/Kg dan harga untuk buah porang/katak seharga Rp180.000/Kg.
Di lansir dari Instagram Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementrian Pertanian Republik Indonesia menyebutkan bahwa ekspor komoditas porang sangat diminati oleh negara tirai bambu. Negara Jepang sangat meminati porang untuk kebutuhan kosmetik dan kebutuhan pangan.
Pada bulan November, tumbuhan porang sudah mulai berkurang diakibatkan merebaknya pencarian porang keberbagai daerah di Kalimantan Selatan.&nbsp;
Kepedulian kepada tumbuhan porangpun mengakibatkan Ketua Pepelingasih (Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih) Kabupaten Tapin berinisiatif untuk membudidayakan tumbuhan porang guna kelangsungan pertumbuhan porang.
"Tumbuhan porang harus kita lestarikan dan harus kita budidayakan guna lestarinya porang sehingga tidak mengalami kelangkaan terhadap tumbuhan yang berdaya jual tinggi ini," ucap Nadzar selaku Ketua Pepelingasih Tapin yang juga sebagai pemuda petani porang.

Melegitnya Harga Porang di Tapin