Keutamaan Kondisi Lapar dan Kehidupan yang Sulit dalam Islam

Religi

ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabatnya Pernah Hanya Mendapati Daun untuk Dimakan


وعن خالدِ بنِ عُمَيْرٍ العَدَويِّ قال: «خَطَبَنَا عُتْبَةُ بنُ غَزْوانَ - وكانَ أَمِيراً عَلى البَصْرَةِ - فَحمِدَ  اللهَ تعالى وأَثْنى عليْهِ ، ثُمَّ قَالَ: أَمَا بعْدُ: فَإِنَّ الدُّنْيَا قَدْ آذَنَتْ بصُرْمٍ، ووَلَّتْ حَذَّاءَ، وَلَمْ يَبْقَ منها  إلَّا صُبَابَةٌ كَصُبابةِ الإِناءِ يتصابُّها صاحِبُها، وإِنَكُمْ مُنْتَقِلُونَ مِنْها إلى دارٍ لا زَوالَ لهَا، فانْتَقِلُوا بِخَيْرِ ما بِحَضْرَتِكُم ؛ فَإِنَّهُ قَدْ ذُكِرَ لَنا أَنَّ الحَجَرَ يُلْقَى مِنْ شَفِير جَهَنَّمَ فَيهْوي فِيهَا سَبْعِينَ عاماً، لا يُدْركُ لَها قَعْراً،  واللهِ لَتُمْلأَنَّ ، أَفَعَجِبْتُمْ ؟! ولَقَدْ ذُكِرَ لَنَا أَنَّ ما بَيْنَ مِصْراعَيْنِ مِنْ مَصاريعِ الجَنَّةِ مَسيرةَ أَرْبَعِينَ عاماً، وَلَيَأْتِينَّ عَلَيها يَوْمٌ وهُوَ كَظِيظٌ مِنَ الزِّحامِ، وَلَقَدْ رأَيتُني سابعَ سبْعَةٍ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مالَنا طَعامٌ  إِلَّا وَرَقُ الشَّجَرِ، حتى قَرِحَتْ أَشْداقُنا ، فالْتَقَطْتُ بُرْدَةً فشَقَقْتُها بيْني وَبَينَ سَعْدِ بنِ مالكٍ، فَاتَّزَرْتُ بنِصْفِها، وَاتَّزَرَ سَعْدٌ بنِصفِها، فَمَا أَصْبَحَ اليَوْمَ مِنَّا أَحَدٌ .. إلَّا أَصْبَحَ أَمِيراً عَلى مِصْرٍ مِنْ الأَمْصَارِ ، وإِني أَعُوذُ بِاللهِ أَنْ أَكْونَ في نَفْسي عَظِيماً، وعِنْدَ  اللهِ صَغِيراً» . رواهُ مسلم .

Dari Khalid bin Umair al-‘Adawi berkata: Gubernur Bashrah, Utbah bin Ghazwan berkhutbah di hadapan kami. Setelah memuji Allah, ia berkata: 

“Amma baʼdu. Sesungguhnya dunia telah memberitahukan kehancurannya dan berlalu dengan cepat. Tiada yang tersisa dari dunia selain sedikit sisa yang dikumpulkan oleh para pemburu dunia. 

Sesungguhnya kalian akan meninggalkannya menuju negeri yang tidak pernah hancur. Maka hendaklah kalian berpindah dengan bekal terbaik yang ada di hadapan kalian. 

Karena telah disebutkan kepada kami (oleh Nabi) bahwa sebuah batu yang dilemparkan dari bibir neraka jahannam telah melayang di dalamnya selama tujuh puluh tahun, tetapi belum juga mancapai dasar neraka. 

Demi Allah, neraka benar-benar akan dipenuhi. 

Apakah kalian heran?

Sungguh, telah dijelaskan kepada kami (oleh Nabi ﷺ) bahwa jarak antara dua daun pintu surga adalah sejauh perjalanan empat puluh tahun. Dan benar-benar akan datang suatu hari, saat itu pintu surga akan dipenuhi oleh orang banyak yang berdesak-desakan.

Dan sungguh, aku telah menjadi orang yang ketujuh dari tujuh orang yang menyertai Rasulullah ﷺ. Saat itu kami sama sekali tidak memiliki makanan kecuali hanya daun pohon, sehingga menyebabkan sudut mulut kami bernanah. 

Saat itu aku mendapati sebuah kain selimut, maka aku membaginya dua bagian, setengah bagian aku gunakan sebagai sarung, dan setengah bagian lainnya untuk sarung Saʼad bin Malik. 

Hari ini, tiada seorang pun di antara kami melainkan telah menjadi penguasa atas sebuah negeri. Aku berlindung kepada Allah dari menjadi orang besar dalam pandangan diriku sendiri, namun, menjadi orang yang rendah di hadapan Allah.” 

H.R. Muslim [2967]. 
————————————————————————
📖 Kandungan Hadits 

1. Mengetahui tentang sulitnya hidup Nabi ﷺ dan para sahabat dalam perjuangan menyebarkan Islam. 

Mulai dari sulit makanan, “aku telah menjadi orang yang ketujuh dari tujuh orang yang menyertai Rasulullah ﷺ. Saat itu kami sama sekali tidak memiliki makanan kecuali hanya daun pohon, sehingga menyebabkan sudut mulut kami bernanah.”

Maka siapa yang di piring makannya masih ada nasi, hendaknya ia banyak bersyukur kepada Allah karena Dia telah sangat baik. Bandingkan dengan kehidupan Nabi ﷺ bersama para sahabat yang bahkan pernah hanya memakan daun saja! 

Mereka juga kesulitan pakaian, “aku mendapati sebuah kain selimut, maka aku membaginya dua bagian, setengah bagian aku gunakan sebagai sarung, dan setengah bagian lainnya untuk sarung Saʼad bin Malik.”

Kain itu dibagi agar demi bisa digunakan oleh dua orang! Maka, tak perlu berkeluh kesah jika tidak sanggup membeli pakaian bermerek. Pakaian yang menutupi aurat dengan baik sudah lebih dari cukup. Begitulah latihan mendidik diri agar qanaah. 

2. Anjuran buat kita untuk menyampaikan nasihat kepada saudara-saudara kita, memberi motivasi pada kebaikan-kebaikan, dan mengingatkan dari siksa neraka. Begitulah yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah, Utbah bin Ghazwan, dalam riwayat di atas. [Rauh wa Rayahin, hlm. 350]

‎✍ Hari Ahadi (NasehatEtam)

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved