Alasan Jepang Tidak Mengganggu Indonesia Pada Saat Proklamasi

Opini

Ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Ya, memang tidak diganggu lagi (bahkan didukung secara malu-malu).

Orang Jepang itu sangat menjunjung harga diri pada masa itu, bahkan bunuh diri siap dilakukan demi menjaga harga diri.

Pasukan Jepang di Indonesia menganggap bahwa lebih baik tanah bekas Hindia Belanda tersebut jatuh ke tangan beberapa intelektual lokal yang telah mau berkolaborasi dengan mereka lewat serangkaian rapat daripada jatuh ke tangan Belanda kembali.

Mereka menganggap jatuhnya kembali daerah Hindia Belanda ke tangan Belanda adalah sebuah hal yang memalukan. Biar patah arang di Jepang sana (dibom dua kali), tetapi jangan sampai di sini juga ikut patah arang.

Bagi pasukan Jepang, mereka sudah merampas Hindia Belanda dari tangan Belanda dan tentu saja sangat memalukan sekali jika mereka memberikannya kembali ke Belanda. Aneh jika dicermati. Dan, itu jelas merupakan penghinaan. Apalagi Belanda dianggap sebagai negara bagian dari blok Sekutu yang paling lemah.

Selain itu juga, Jepang ingin membuat Sekutu yang ingin menyukseskan transisi kekuasaan Jepang di Indonesia kelojotan melawan pasukan-pasukan yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan dengan kemerdekaan Indonesia ini, diharapkan tentara Sekutu akan semakin direpotkan ketika mereka datang ke Indonesia.

Jauh sebelum kemerdekaan juga Jepang sudah menyiapkan lembaga yang bernama BPUPKI. Jepang memang sudah merencanakan kemerdekaan Indonesia.

Jauh sebelum itu, pada tahun 1942 (pada saat Jepang masih berjaya dan belum terkena serangan balik), Jepang yang telah mencaplok Hindia Belanda berjanji kepada intelektual penentang penjajahan Belanda (Soekarno cs) agar membuat sebuah negara boneka semi-merdeka di Hindia Belanda yang pemerintahannya diisi oleh intelektual-intelektual tersebut. Namanya, Indonesia.

Nantinya, kalau Jepang menang Perang Dunia 2, Indonesia ini diproyeksikan seperti Manchuria. Jepang mulai bersikap kejam kepada warga lokal Indonesia dan menolak kemerdekaan Indonesia setelah mereka mulai terdesak di Pasifik dihantam oleh serangan balik Amerika Serikat. Jepang mulai bersikap rakus.

Tetapi, di awal-awal, komandan Jepang di Indonesia yang bernama Hitoshi Imamura memuji keramah-tamahan orang Indonesia, memperkerjakan warga Tionghoa totok sebagai perantara, mendamaikan Tionghoa dan lokal yang dulu saling bersitegang akibat kebijakan rasial Belanda, menghapus kebijakan Belanda yang kejam, menurunkan harga BBM, dan membuat kebijakan ekonomi baru yang dinilai lebih baik dari zaman Belanda. Setelah Jepang datang, tidak ada perang atau kerusuhan, aktivitas ekonomi tetap berlanjut seperti biasa.

Kita juga sampai sekarang tidak tahu alasan pasti kenapa Soekarno tidak melaksanakan proklamasi di Lapangan Ikada.

Barangkali bukan dilarang langsung oleh Jepang karena Jepang tidak mau ada kemerdekaan Indonesia. Melainkan untuk menghindari adanya kehebohan di dunia internasional. Dan, proklamasi Indonesia dianggap sebagai proklamasi negara boneka Jepang.

Kalau, Soekarno membacakan proklamasi di Lapangan Ikada, pasti akan mengundang keramaian yang lebih banyak dan pasti akan menghebohkan dunia internasional.

Kalau proklamasi Indonesia tidak didukung Jepang, kenapa Laksamana Maeda (tokoh petinggi AL Jepang yang bertugas di Jakarta) malah memberikan rumahnya sementara sebagai tempat pengetikan dan perumusan teks proklamasi.

Pasti sudah ada pihak dari pusat Jepang yang merestui. Tidak mungkin orang sekelas Laksamana Maeda seenaknya mendukung kemerdekaan negara baru tanpa alasan yang jelas. Apalagi orang Jepang sangat menjunjung harga diri.

Memang ada oknum aparat Jepang yang mencoba menyita foto-foto dokumentasi proklamasi. Tetapi saya kira jumlah mereka hanya sedikit.

Namanya ketidakrelaan atas terlepasnya sesuatu itu pasti ada meskipun terlepasnya sesuatu tersebut sudah direlakan oleh yang menguasai diri kita. Itu, sudah merupakan hal alamiah manusia. Kita juga pada awal dekade 2000an menghujat Timor Timur yang dianggap merdeka secara lancang meskipun kemerdekaan tersebut telah direstui pemerintah Indonesia.

Jepang memang tidak mengganggu proklamasi Indonesia karena Jepang sedari awal memang secara malu-malu mendukung kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman Belanda.

Meskipun dukungan tersebut sifatnya malu-malu. Apalagi orang Jepang sangat menjunjung tinggi sifat malu. Malah berkebalikan dengan Korea yang jelas-jelas ditolak untuk merdeka.

Ada banyak sistem pemerintahan serta konstitusi kita yang dipengaruhi oleh Jepang. Suka atau tidak suka. Tidak sedikit tentara Jepang yang bercokol di Indonesia memilih tetap memerangi blok Sekutu di tanah Indonesia setelah Jepang menyerah kepada Sekutu daripada pulang ke Jepang. Karena ini bukan masalah materialistis, tetapi masalah harga diri.

sumber: quora

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved