Keistimewaan Ibadah Shalat Bagi Musafir

Ulama berbeda pendapat mengenai batas minimal yang dikatagorikan safar. Sebagian ulama mengukur dengan waktu minimal sehari-semalam perjalanan. Sebagian ulama membatasi minimal dua hari perjalanan.  

Sebagian yang lain dengan batasan minimal tiga hari tiga malam perjalanan. Bahkan ada yang lebih singkat dari itu, yaitu sekitar 12 mil atau 19,3 km saja.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, 

 فَإِذَا صَلَّاهَا فِي فَلَاةٍ فَأَتَمَّ رُكُوعَهَا وَسُجُودَهَا بَلَغَتْ خَمْسِينَ صَلَاةً 

“Pada saat seseorang mengerjakan shalat di sahara kemudian dia rukuk dan sujud dengan sempurna, maka keutamaannya seperti lima puluh kali shalat.” Shahih [Shahih at-Targhib, 413] H.R. Abu Dawud (560). 

▪️ Imam asy-Syaukani rahimahullah menjelaskan, 

وَالْحِكْمَةُ فِي اخْتِصَاصِ صَلَاةِ الْفَلَاةِ بِهَذِهِ الْمَزِيَّةِ أَنَّ الْمُصَلِّيَ فِيهَا يَكُونُ فِي الْغَالِبِ مُسَافِرًا، وَالسَّفَرُ مَظِنَّةُ الْمَشَقَّةِ، فَإِذَا صَلَّاهَا الْمُسَافِرُ مَعَ حُصُولِ الْمَشَقَّةِ تَضَاعَفَتْ إلَى ذَلِكَ الْمِقْدَارِ

“Hikmah dikhususkannya shalat di sahara (padang pasir) dengan keistimewaan pahala ini karena seringkali orang yang shalat di sana sedang dalam safar. Safar ialah kondisi yang umumnya menyulitkan, ketika dia tetap melaksanakan shalat dengan keadaan payah yang ia rasakan, menjadi berlipatgandalah keutamaan shalat tersebut sampai jumlah ini.” (Nail al-Authar, 3/155) 

▪️ Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullah menerangkan, 

“Riwayat hadits di atas menunjukkan sangat besarnya pahala shalat yang dilakukan ketika safar dengan segala kepenatan dan kepayahan yang dihadapi.” (Syarah Sunan Abu Dawud) 

Maka, tetaplah antusias mengerjakan shalat meski dalam kondisi safar. Karena nilai shalat di waktu safar berlipat hingga lima puluh kali.

sumber: NasehatEtam