Keistimewaan Membiasakan Dzikir di Pagi dan Petang Bagi Kaum Muslimin
Ilustrasi
Dzikir adalah puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang. Dzikir juga merupakan sebuah aktivitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an.
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya Allah, nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di antara makhluk-Mu di pagi ini, maka semuanya berasal dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala puji dan kepada-Mu dipanjatkan rasa syukur (dari seluruh makhluk-Mu).”
📋 Keistimewaan Dzikir Ini
Orang yang membaca dzikir ini di waktu pagi, berarti ia telah mensyukuri nikmat pada hari itu. Dan yang membacanya di waktu petang, berarti ia telah mensyukuri nikmat di malam tersebut.¹ Dan dimaklumi, dengan bersyukur, nikmat akan bertahan dan bertambah. [Ini semua disimpulkan dari hadits riwayat Abu Dawud (5075); sanadnya Hasan seperti yang disebutkan dalam Tuhfah al-Akhyar, hlm. 25].
📋 Nilai Penghayatan
Dalam dzikir di atas, “... maka aku mengakui bahwa seluruhnya itu berasal dari-Mu”, ucapan ini ialah bentuk kesyukuran dengan hati dan ucapan.
Pengakuan dan perkataan ini mengharuskan kita agar bersyukur dengan anggota badan. Yaitu menggunakan segala nikmat Allah dalam jalur ketaatan, bukan digunakan untuk maksiat. (Ithaf al-Muslim, 2/522)