Beberapa Karakteristik Dalam Ajaran Agama Islam

Religi

Ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah wa ba’du.

Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut:

▪︎ Islam datang dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hambaNya.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” [QS. Al-Mulk: 14]

▪︎ Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan NamaNya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” [QS. An-Nisa: 1]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

“Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.” [QS. Thaha: 55]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” [QS. Adz-Dzariyat: 56]

Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah Allah hanya memerintahkan kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepadaNya.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” [QS. Al-Mu’minun: 115]

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan: “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dariNya?” [Madaarijus Salikin, 1/98]

Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Allah Ta’ala berfirman,

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” [QS. Al-Qiyamah: 36]

▪︎ Islam Agama Fitrah

Dan ketahuilah, yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah dan akal manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [QS. Ar-Ruum: 30]

▪︎ Islam adalah ilmu syar’i.

Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya ke derajat yang paling tinggi.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” [HR. Ibnu Majah]

Firman Allah Azza wa Jalla:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” [QS. Al-Mujaadilah: 11]

▪︎ Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antaramu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [QS. An-Nuur: 55]

▪︎ Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena syariat dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tidak terbatas.

▪︎ Syariat Islam adalah syariat yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.

▪︎ Islam adalah agama yang fleksibel (cocok untuk semua tempat, zaman, bangsa dan berbagai macam situasi).

Bahkan dunia tidak akan menjadi baik melainkan dengan agama Islam. Oleh karenanya, semakin modern zaman dan semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang menunjukkan keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.

▪︎ Islam adalah agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang sesama kaum mukminin.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” [QS. Al-Hujuraat: 10]

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ. إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Perumpamaan kaum mukminin dalam (sikap) cinta mencintai, sayang-menyayangi dan menaruh rasa simpati, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan demam dan tidak bisa tidur.” [HR. Al-Bukhari (no. 6011), Muslim (no. 2586 (66)) dan Ahmad (IV/270) dari Nu’man bin Basyir, lafazh ini milik Muslim]

Juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْماَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، اِرْحَمُوْا مَنْ فِي اْلأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ.

“Orang-orang yang saling sayang-menyayangi akan dikasihi oleh Allah Yang Maha Pengasih, Maha Perkasa lagi Maha Tinggi, maka sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya kalian disayangi oleh Allah yang ada di langit.” [HR. Abu Dawud (no. 4941), At-Tirmidzi (no. 1924), Ahmad (II/160), Al-Hakim (IV/159) dan Adz-Dzahabi menshahihkan serta menyepakati hadits ini. Lihat dalam Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah (no. 925)]

▪︎ Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ، اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu,’ tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki,’ karena ucapan ‘seandainya’ akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.” [HR. Muslim (no. 2664 (34) dari Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu]

▪︎ Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak menghayati (mendalami) Al-Quran? Kalau kiranya (Al-Quran) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya.” [QS. An-Nisaa’: 82]

▪︎ Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, tidak sulit, dan Islam mudah difahami oleh setiap orang.

Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan atas hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” [QS. Al-Baqarah: 185]

مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu, agar kamu bersyukur.” [QS. Al-Maaidah: 6]

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

“Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.” [QS. Al-Hajj: 78]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَأَبْشِرُوْا، وَاسْتَعِيْنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” [HR. Bukhari]

▪︎ Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” [QS. Al-A’raaf: 199]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia.” [QS. Fushshilat: 34]

▪︎ Islam memelihara kesehatan.

Banyak sekali dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan. 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا

“Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” [QS. Al-A’raaf: 31]

Para Ulama mengatakan, “Sederhana dalam makan dan minum merupakan faktor utama terpeliharanya kesehatan.”
Di antara isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam mengharamkan makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia. 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah…” [QS. Al-Baqarah: 173]

Allah berfirman tentang khamr (minuman keras):

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan itu) agar kamu mendapat keberuntungan.” [QS. Al-Maaidah: 90]

Khamr diharamkan karena di antara bahayanya adalah merusak akal, melemahkan jantung, merusak hati dan berbagai penyakit lainnya.

Allah Azza wa Jalla berfirman tentang madu yang berkhasiat menyembuhkan penyakit:

ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” [QS. An-Nahl: 69]

▪︎ Islam seiring dengan penemuan ilmiah.

Oleh karena itu tidak mungkin penemuan ilmiah yang benar bertentangan dengan nash-nash syariat Islam yang jelas.

Demikianlah karakteristik Islam yang mengokohkan agama ini serta menunjukkan kemuliaannya.
Semoga apa yang disampaikan ini dapat bermanfaat, dan akhir dari risalah ini adalah ucapan kami Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad, keluarga, dan para sahabat beliau sampai hari kebangkitan.

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه

Referensi: Buku “Prinsip Dasar Islam.” Karya Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka At-Takwa.

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved