Saatnya Milenial Terjun ke Dunia Politik

Politik

Anggota DPR milenial

Penulis:Bearita.com

Anak muda memang harus melek politik sedari dini. Jangan seperti anak-anak seumuran anda atau bahkan lebih tua, yang memandang politik layaknya kotoran. Yang diketahui cuma yang buruk-buruknya saja.

Padahal kalau bukan lewat politik bagaimana caranya menjamin hak-hak kita sebagai warga negara. karena kita negara republik, semuanya kembali ke publik atau rakyat, termasuk kekuasaan. Jalurnya ya lewat politik atau sistem partai.

Jadi kalau anda memang serius untuk terjun ke dunia politik, saya punya cerita.

Mertua saya punya kenalan, dulu sekali, tahun 1970-an, saat masih muda. sebut saja pak slamet, saat itu usianya 18 tahun, baru lulus STM, rumahnya di Batu, malang. Dulu sehari-hari pekerjaannya jadi mekanik, buka bengkel kecil-kecilan.

Cita-citanya tidak muluk-muluk, paling tidak bengkelnya ini bisa bertahan lumayan lama karena banyak bengkel mobil spesialis kaki-kaki yang sejenis di sepanjang jalan raya batu-malang.

Yang membedakan, pak slamet ini orangnya senang ngobrol, jujur, dan ramah. Ongkos jasanya pun terbilang murah. Kalau ada spare part yang perlu diganti ya dia bilang harus ganti, tapi kalau masih bisa 'diakali', ya dia akan berusaha membetulkan sebisanya.

Bengkelnya buka dari senin sampai minggu, hari jumat tutup. Fokus beribadah katanya kalau hari jumat. Bengkelnya pun tutup jam 4 sore, setelah mandi dan bersih-bersih dia jalan keliling kampung mengajak anak-anak kecil dan bahkan orang tua untuk belajar mengaji. Ya, dia memang pandai membaca quran, suaranya pun macam qori tingkat internasional, buaagusss sekali.

Selain mengajar baca quran, pak slamet muda ini juga sering menggalang dana dan bantuan untuk fakir miskin, karena terkenal jujur dan ramah, ia sering diamanahkan menjadi ketua ZIS (zakat infak sodaqoh) di masjid kampungnya.

Aktivitas sosial dan segala kejujuran serta keramahannya konsisten dijalani pak slamet muda. Dari muda ia sudah seperti itu, lama kelamaan modal sosial dan investasi kepercayaannya itu secara alami terbangun.

Tak perlu uang, apalagi serangan fajar. Dari jalur partai (PKB beliau NU tulen), ia maju menjadi anggota DPRD dan terpilih pertama kali di tahun 2004.

Loh 2004? Lama sekali.

Iya, memang lama sekali, ada jeda sekitar 30 tahunan. Memangnya di jaman orba dulu, apakah memungkinkan seorang mekanik bengkel kecil maju dan berhasil menjadi anggota DPRD? Kalau tidak kuat modal mana bisa. Hanya sistem pemilihan langsung anggota DPRD di jaman ini yang memungkinkan orang-orang tanpa modal finansial yang kuat untuk terpilih, ya termasuk pak slamet ini.

Jadi dari kisah Pak slamet di atas, anda sebagai anak muda 16 tahun bisa mengambil pelajaran bahwa

  1. Fokus pada pengabdian dan pelayanan, anda harus punya orientasi pada orang sedari dini, bukan pada uang atau material semata.
  2. Bangun modal sosial dan kepercayaan dari orang-orang. Konsisten dalam bersikap dan beraktivitas.
  3. Sabar. terjun ke politik itu hakikatnya sebuah proses, kalau anda pakai cara instan dengan menjunjung cara politik sekarang yang transaksional (ada deal politik dengan pemodal untuk merayu pemilih dengan uang dan material), anda sama saja dengan senior-senior anda yang punya modal material.
  4. Karena anda masih muda, jaga idealisme anda hingga nanti suatu saat terpilih mewakili rakyat. Tak masalah kapan saatnya itu terjadi, yang jelas anda harus punya prinsip untuk mengubah citra politik yang buruk menjadi bersih dan tanpa imbal jasa.

(Kalau anda sedari awal membangun modal sosial sekaligus finansial, anda bisa lebih dari mereka yang mengandalkan oligarki politik).

sumber: quora

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved