Peta Kekuatan Politik Indonesia di Era Orde Lama Soekarno Tahun 1955

Sejarah

Sejarah pemilu 1955

Penulis:Bearita.com

Penduduk perkotaan biasanya mempunyai hubungan yang lebih erat dengan partai politik. Mereka lebih terdidik serta lebih paham dibanding penduduk di pedesaan.

Di masa kampanye politik untuk Pemilu 1955 itu, persaingan antar partai sangat terlihat, terutama partai dengan sasaran massa yang sama semisal NU dan Masyumi-NU memisahkan diri dari Masyumi pada 1952.

Kedua partai berbasis agama ini bersaing untuk menarik dukungan para santri. Masyumi juga sempat bersitegang dengan Sukarno pada 1953.

Kala itu, terjadi polemik antara Presiden Sukarno dan pemimpin Masyumi Isa Ansyari.

Sukarno menginginkan negara kebangsaan dari pada negara Islam. Sementara, Isa Ansyari menganggap sikap Sukarno sebagai pengingkaran hak-hak demokratis Islam.

Sementara, PKI dan PNI bersaing untuk mendapatkan dukungan kaum abangan. Pejabat abangan dan elite sosial cenderung mendukung PNI karena identik dengan nasionalisme.

PNI sangat membanggakan kedekatannya dengan Sukarno dan menggunakanya sebagai bahan kampanye.

Mereka juga mengklaim punya peran besar dalam menentang kolonialisme.

Dengan taktik kampanye ini, PNI cukup berhasil. Di Jakarta, para pegawai negeri sipil, kecuali pegawai Kementerian Agama, lebih banyak yang memilih PNI.

Alhasil, PNI mendapat suara terbanyak dalam pemilu 29 September 1955 yang diikuti 118 peserta dengan 36 partai politik, 34 organisasi kemasyarakatan, dan 48 perorangan.

PNI tercatat memperoleh 22,3% suara. Meski jumlah suara yang didapat PNI lebih banyak dari Masyumi dengan 20,9%, keduanya mendapat kursi di DPR. Sementara NU mendapat 45 Kursi dengan perolehan suara 18,4%.

PKI mendapat 39 kursi dengan perolehan 16,4% suara."PKI, PNI, NU merupakan partai-partai besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sedangkan Masyumi kuat di semua provinsi, kecuali Jawa Timur dan Jawa Tengah."Tingginya suara Masyumi di berbagai provinsi sudah dibuktikan pada pemilu percobaan di daerah.

Tahun 1951 di Yogya, misalnya, Masyumi memenangkan 15 dari 40 kursi DPRD DIY. Selo Soemaedjan menyebut, kemenangan Masyumi lantaran kuatnya Muhammadiyah di Yogyakarta.

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved