Mengapa Banyak Negara di Amerika Latin Lebih Tertinggal dari Amerika Utara?
Ilustrasi
Kalau menjawab dengan cara radikal, karena AS yang menghentikan perkembangan mereka.
Sebagai prolog, saya ingin memperkenalkan kepada Anda sebuah permainan video dari franchise Call of Duty yang rilis pada tahun 2013 bertajuk Call of Duty: Ghosts.
Permainan ini menceritakan tentang kolapsnya dunia karena adanya Perang Tel-Aviv. Pada perang ini diduga negara Timur Tengah menginvasi Iran, dan AS terpaksa datang bersama NATO untuk melindungi Israel.
Hasilnya justru kehancuran Timur Tengah, sehingga Amerika Selatan yang juga memiliki minyak naik daun menjadi kekuatan dunia baru.
Dimulai dari Venezuela, Brasil, Argentina, dan Chile, terbentuklah Federacion de las Américas, atau disingkat Federasi.
AS mengalami kesulitan saat melawan mereka.
Potensi Amerika Selatan itu sangatlah besar, dan kalau mereka bersatu sudah barang tentu bisa menjadi kekuatan yang menyaingi AS, Rusia, dan Tiongkok. Menurut saya ini objektif.
Dengan PDB sebesar itu, dan populasi 434 juta jiwa, harusnya ini tidak sulit. Apalagi kalau Federasi ini juga ketambahan Meksiko dan kawan-kawan di Amerika Tengah yang secara budaya juga Latin, bukan Jermanik.
PDB Federasi bisa terdongkrak ke angka USD 9 triliun dan populasi 550 juta jiwa, ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Nah, sejak zaman perang dingin, AS lumayan sering mengintervensi Amerika Selatan, atau bahkan Amerika Latin.
Argentina
Bolivia
Brasil
Chile
Kosta Rika
Kuba
- United States Military Government in Cuba - Wikipedia
- Provisional Government of Cuba - Wikipedia
- Bay of Pigs Invasion - Wikipedia
Republik Dominika
Guatemala
Meksiko
Nikaragua
Panama
Paraguay
Semua kejadian di atas:
- Didukung penuh secara terbuka oleh AS, atau
- Didukung secara tertutup oleh AS melalui CIA, atau
- Didanai oleh AS secara terbuka melalui bantuan ekonomi dan senjata, atau
- Didanai oleh AS secara tertutup melalui CIA.
Nah, kejadian-kejadian ini justru melahirkan faktor-faktor penting yang mencegah rakyat Amerika Latin maju. Isu terpenting adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial ini amplitudonya besar sekali di Amerika Latin.
Fakta ini juga bisa kita dengar sendiri dari Paus Fransiskus, yang dari dulu perjuangannya hampir tidak pernah melawan orang-orang yang anti-dogma, tapi justru melawan kapitalisme buta yang anarkis, dan kesenjangan sosial. Beliau sangat membenci bank dan sistem perekonomian moneter yang memberatkan negara tertinggal.
Kebetulan, beliau dari Argentina dan merasakan susahnya rezim junta. Jarang-jarang Paus mengangkat isu ini, biasanya malah lebih ke yang umum seperti dogma, perdamaian, dan lain-lain.
Di satu sisi saya bisa memahami kekhawatiran AS. Bayangkan saja ada populasi hampir 600 juta dengan kebudayaan Latin, cadangan minyak gila-gilaan, dan potensi ekonomi besar di selatan negara Anda, sementara Anda lebih "Jermanik" dan secara sumber daya cukup/akan bergantung dari Asia dan Afrika.
AS yang lebih mesra dengan Kanada bisa pula dipahami berdasarkan fakta yang saya utarakan di paragraf sebelumnya.
sumber: quora