Kombes Komarudin, Kapolres yang Punya Cita-cita Jadi Pilot

News

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin. (foto: poskota/toga)

Penulis:Bearita.com

Kombes Komarudin, yang menjabat Kapolres Jakarta Pusat sejak 13 April 2022 mengaku dulunya memiliki cita-cita sebagai penerbang.

Pria kelahiran 2 Juni 1975 ini mengaku saat SMA dia bingung meneruskan sekolah kemana. Pasalnya pria yang aktif sebagai anggota paskibra saat sekolah itu mengaku tidak memiliki biaya untuk meneruskan pendidikan ke universitas lantaran sang ayah hanya pedagang klontong di Pasar Kebayoran.

"Beruntung saya punya sahabat yang kebetulan dia anak orang berada. Ia mengajak saya masuk ke sekolah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug (sekarang Politeknik Penerbangan Indonesia – Curug (PPI))," ujar Komarudin saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta.

Komar, sapaan akrab Komarudin mengaku disaat pendaftaran sekolah penerbang, ia menemukan selembaran yang berisikan pendaftaran sebagai Akabri. Hal tersebut membuatnya bimbang, hingga akhirnya memutuskan untuk mengikuti kedua tes tersebut.

"Saya dinyatakan lolos seleksi Akabri dan lulus masuk sekolah penerbang. Tapi sahabat saya malah tidak lulus", kata Komar.

 Mendapati kabar kelulusannya, dirinya langsung memberitahu orang tuanya dengan membawa dua map yang berisikan surat keterangan lulus sekolah penerbang, dan lolos seleksi masuk Akabri.

"Ini surat lulus sekolah penerbangan, ini lolos seleksi Akabri. terserah ibu dan bapak pilih yang mana," kata Komar

"Ibu ngelarang jadi penerbang karena takut saya jatuh dari pesawat, dan bapak milih saya masuk Akmil karena dikeluarga belum ada tentara, ya udah saya ngikut aja," sambungnya.
Saat Pantukhir (Pengumuman Penilaian Panitia Penentu Akhir) dipanggil, lanjut Komar, ia ditanya mau milih apa, dan ia menjawab mau milih menjadi TNI AU karena mau jadi penerbang atau jadi TNI AD lantaran bapaknya ingin anaknya ada yang tentara.

Namun panitia memberitahu kalau nilainya hanya cocok untuk menjadi polisi, dan saya disuruh segera menentukan keputusan. Komar mengaku lagsung memberitahu keluarga di Jakarta, tapi karena dirumah belum pasang telepon terpaksa harus menumpang telepon tetangga.

"Pak, hasil Pantukhirnya bukan jadi tentara, tapi jadi polisi," ujar Komar.

"Ya udah kata bapak saya sukurin aja," sambungnya mengikuti omongan bapaknya.

BapakMeninggal

Tiga hari sebelum mengikuti ujian kelulusan, lanjut Komar, ia mendengar kabar bapaknya meninggal dunia. Kabar tersebut disampaikan abang sahabatnya yang datang menemuinnya di Magelang, padahal sebelumnya dirinya mengaku tak pernah kedatangan tamu selama menikuti pendidikan Akabri.

"Mar, bapak lo udah enggak ada," kata Komar mengikuti ucapan abang temannya.

"Wah ini gua lagi megang buku langsung jatuh tuh buku. Gua nangis senangis-nangisnya," sambungnya.

Komar mengaku sempat frustasi mendengar kabar bapaknya meninggal. Bahkan ia sempat tidak ingin meneruskan permintaan bapaknya untuk menjadi polisi. Beruntung usai pemakaman, komandan batalyon taruna (Danyontar) yang saat itu dijabat Zulkarnaen (mantan Kapolda Banten) menelepon dia dan meminta saya untuk ke Bandara Soekarno Hatta karena sudah dibelikan tiket untuk segera kembali ke Magelang.

"Kamu taruna kebanggaan saya cengeng, apa alasan kamu gak mau pulang? kamu segera kembali kalau tidak saya jemput Provos," ungkapnya mengikuti perkataan pak Zulkarnaen.

Sesampainya di Magelang, dirinya dijemput langsung oleh pak Zulkarnaen, dan ditunggui saat belajar. Namun lantaran baru kehilangan orang tuanya, Komar mengaku kesulitan belajar.

"Saya baru kehilangan bapak, besoknya mau ujian kan enggak ada yang nyangkut (belajarnya). Digaplok gua pake buku 'plokkk' sama pak Zulkarnaen" selanya.

Usai pelantikan kelulusan di Istana Negara, lanjut Komar, dirinya sempat didatangi oleh Zulkarnaen yang membeikan ucapan selamat atas kelulusannya dan meminta maaf atas perbuatannya yang keras terhadap Komarudin.

"Selamat ya. Saya mau minta maaf selama ini saya berlakukan kamu keras supaya kamu tidak terlena dengan kedukaan kamu. Alhamdulilah kamu sudah jadi perwira sekarang," ujar Komar menirukan ucapan Zulkarnaen.

Usai dilantik, dia mendapat izin untuk pulang lebih awal agar dapat ziarah ke makam orang tuannya.

"Saya langsung ke makam. Sampai itu sore habis azhar dan saya bilang 'Pak udah perwira nih' sambil saya nangis," tutupnya.

sumber: poskota

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved