FIKIH: Doa Qunut Dalam Shalat Witir

Religi

ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma berkata

عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ: «اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ» 

"Rasulullah ﷺ mengajari saya kalimat-kalimat untuk saya baca pada qunut witir,

“Ya Allah, berilah aku hidayah bersama orang-orang yang Engkau beri hidayah; berilah aku keselamatan dunia akhirat bersama orang-orang yang Engkau beri keselamatan dunia akhirat; perhatikan dan jagalah urusan-urusanku bersama orang-orang yang Engkau perhatikan dan jaga urusannya; berkahilah aku pada apa saja yang yang Engkau berikan; jagalah aku dari kejelekan apa saja yang Engkau tetapkan; sesungguhnya tidak akan hina orang yang menjadi wali-Mu (dalam penjagaan dan pertolongan-Mu) dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi; Mahaberkah Engkau, wahai Rabb kami, lagi Mahatinggi.” -SHAHIH- (Ghayah al-Muna, XVIII/118) HR. Abu Dawud (1425), at-Tirmidzi (464), an-Nasa’i (1745), Ibnu Majah (1178), Ahmad (1718)

▪️Asy-Syaikh Muhammad al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, 

"Hadits ini menunjukkan disyariatkannya qunut pada shalat witir. Berdasarkan pernyataan Al-Hasan, 'kalimat-kalimat untuk saya baca pada qunut witir'. 

Akan tetapi apakah ada riwayat bahwa nabi melakukan qunut pada shalat witir? Jawabnya, tidak ada. Namun ketika beliau mengajarkan kepada Al-Hasan radhiyallahu 'anhu maka ini sudah cukup untuk menetapkan bahwa memang disyariatkan qunut witir. 

Bersama dengan itu, saya berpendapat untuk tidak dilakukan secara terus-menerus sampai kita mendapatkan hadits dengan ucapan dan juga secara perbuatan." (Fath Dzil Jalali wal Ikram, III/322)

Dan sebagian ulama memandang, bahwa qunut witir di malam ke 16 sampai akhir Ramadhan semakin ditekankan karena itu dilakukan berdasarkan perintah Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu. 

▫️Ibnu Juraij mengatakan, 

قُلْتُ لِعَطَاءٍ: الْقُنُوتُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ؟ قَالَ: عُمَرُ أَوَّلُ مَنْ قَنَتَ. قُلْتُ: النِّصْفُ الْآخِرُ؟ قَالَ: نَعَمْ.

"Saya bertanya kepada Atha’, 'Apakah qunut dilakukan pada bulan Ramadhan?' 

Beliau menjawab, 'Yang pertama kali melakukannya adalah Umar radhiallahu ‘anhu.'

Ibnu Juraij berkata, 'Di pertengahan terakhir Ramadhan?' 

Atha’ menjawab, 'Ya.'" -HASAN LI GHAIRIHI- Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah

✅ QUNUT SEBELUM RUKUK ATAU SETELAH

Kedua-duanya boleh, karena keduanya memiliki dasar dalil. Tentang qunut sebelum rukuk, 

▪️berkata Alqamah rahimahullah, 

أَنَّ ابْنَ مَسْعُودٍ، وَأَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانُوا يَقْنُتُونَ فِي الْوَتْرِ قَبْلَ الرُّكُوعِ

"Sesungguhnya Ibnu Mas'ud dan para sahabat nabi mereka melakukan qunut witir sebelum rukuk." -SANADNYA HASAN- Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (6911) 

Dan tentang qunut setelah rukuk, 

▪️Al-Hasan rahimahullah berkata, 

أَنَّ أُبَيًّا أَمَّ النَّاسَ فِي خِلَافَةِ عُمَرَ فَصَلَّى بِهِمِ النِّصْفَ مِنْ رَمَضَانَ، لَا يَقْنُتُ فَلَمَّا مَضَى النِّصْفُ، قَنَتَ بَعْدَ الرُّكُوعِ

"Ubay menjadi imam shalat tarawih di masa pemerintahan Umar, beliau menjadi imam sampai di pertengahan Ramadhan yang pertama dan beliau tidak qunut. Ketika sudah lewat pertengahan Ramadhan beliau melakukan qunut setelah rukuk." -HASAN LI GHAIRIHI- Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (6935)

▫️Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menerangkan, 

وَأَمَّا الْقُنُوتُ: فَالنَّاسُ فِيهِ طَرَفَانِ وَوَسَطٌ: مِنْهُمْ مَنْ لَا يَرَى الْقُنُوتَ إلَّا قَبْلَ الرُّكُوعِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يَرَاهُ إلَّا بَعْدَهُ. وَأَمَّا فُقَهَاءُ أَهْلِ الْحَدِيثِ كَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِ فَيُجَوِّزُونَ كِلَا الْأَمْرَيْنِ لِمَجِيءِ السُّنَّةِ الصَّحِيحَةِ بِهِمَا. وَإِنْ اخْتَارُوا الْقُنُوتَ بَعْدَهُ؛ لِأَنَّهُ أَكْثَرُ وَأَقْيَسُ

"Dalam hal qunut (witir) ini manusia ada dua pendapat yang berseberangan dan ada satu yang pertengahan;
-  ada yang berpendapat qunut hanya dilakukan sebelum rukuk, 
- ada juga yang berpendapat qunut hanya dilakukan setelah rukuk, 
- Sedangkan para pakar fiqih ahli hadits seperti Ahmad dan yang lainnya mereka membolehkan kedua cara yang ada (sebelum ataupun sesudah rukuk). Karena keduanya ditunjukkan dalam hadits yang shahih. Meskipun mereka memilih (yang afdal) qunut setelah rukuk karena haditsnya lebih banyak dan lebih sesuai." (Majmu' al-Fatawa, XXIII/100)

Jika kita memilih yang afdal ialah setelah rukuk maka hendaklah tetap dilakukan juga yang sebelum rukuk dengan lebih jarang, dalam rangka terus menjalankan semua sunnah yang ada. Demikian pula bila kita memilih pendapat sebaliknya. 

✅ MENGANGKAT TANGAN SEWAKTU QUNUT

▪️Al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, 

من السنة أن يرفع الإنسان يديه عند دعاء القنوت؛ لأن ذلك وارد عن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في قنوته حين كان يقنت في الفرائض عند النوازل ، وكذلك صح عن أمير المؤمنين عمر بن الخطاب – رضي الله عنه – رفع اليدين في قنوت الوتر ، وهو أحد الخلفاء الراشدين الذين أمرنا باتباعهم 

"Termasuk sunnah jika seseorang mengangkat kedua tangannya pada saat doa qunut, sebab hal ini telah ada di hadits Rasulullah ﷺ pada saat beliau qunut nazilah di shalat wajib. Demikian juga shahih dari Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu bahwa beliau mengangkat kedua tangannya di qunut witir, dan beliau ialah salah satu dari Khulafa'ur Rasyidin yang kita diperintahkan untuk mengikuti mereka." (Majmu' Fatawa wa Rasa'il, XIV/136) 

✅ APAKAH MENGUSAP WAJAH SETELAHNYA 

▪️Imam Abu Bakr al-Baihaqi rahimahullah menerangkan, 

فأَمّا مَسحُ اليَدَينِ بالوَجهِ عندَ الفَراغِ من الدُّعاءَ فلَستُ أحفَظُه عن أحَدٍ مِنَ السَّلَفِ فى دُعاءِ القُنوتِ، وإِن كان يُروَى عن بَعضِهِم فى الدُّعاءِ خارجَ الصَّلاةِ، وقَد رُوِى فيه عن النبىِّ -صلى اللَّه عليه وسلم- حَديثٌ فيه ضَعفٌ، وهو مُستَعمَلٌ عندَ بَعضهِم خارجَ الصَّلاةِ، وأما فى الصَّلاةِ فهوَ عَمَلٌ لم يَثبُتْ بخَبَرٍ صَحيحٍ ولا أثَرٍ ثابِتٍ ولا قياسٍ، فالأولَى ألَّا يَفعَلَه، ويَقتَصرَ على ما فعَلَه السَّلَفُ -رضي اللَّه عنهم- مِن رَفعِ اليَدَينِ دونَ مَسحِهِما بالوَجهِ فى الصَّلاةِ، وبِاللَّهِ التَّوفيقُ.

"Terkait masalah mengusap wajah dengan tangan ketika selesai berdoa maka saya tidak mengetahui satupun dari kalangan salaf melakukannya di doa qunut. Benar ada riwayat dari sebagian mereka mengusap wajah sehabis berdoa di luar shalat, dan telah ada juga riwayat dari nabi hadits tentang ini namun memiliki kelemahan. 

Tapi menurut sebagian ulama itu dilakukan di luar shalat. Sedangkan di dalam shalat maka ini amalan yang tidak ada dasar dari hadits dan atsar yang shahih maupun kias. Sebaiknya tidak dilakukan dan mencukupkan dengan yang dilakukan oleh salaf, yaitu mengangkat tangan namun tanpa mengusapkan tangan ke wajah ketika di dalam shalat." (As-Sunan al-Kubro, IV/157)

✍ Hari Ahadi (NasehatEtam)

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved