Bagaimana Asteroid Bisa Jatuh, Gravitasi di Luar Angkasa Tidak Ada.

Global

illustrasi (cosmosmagazine.com)

Penulis:Randi

“Gravitasi nol” bukan berarti tidak ada gravitasi sama sekali. Jika tidak ada gravitasi di ruang angkasa, Bumi tidak akan bisa menarik Bulan hingga berada di dekatnya.

“Gravitasi nol” bukan berarti tidak ada gravitasi sama sekali. Jika tidak ada gravitasi di ruang angkasa, Bumi tidak akan bisa menarik Bulan hingga berada di dekatnya. Semua planet dan bintang akan terbang bebas di jagat raya ini, saling bertabrakan dan - mungkin semuanya akan berakhir sangat cepat. Gravitasi bisa saja sangat kecil ukurannya, tapi tidak pernah hilang.

Gravitasi bumi hanya berkurang 10% di orbitnya, dibandingkan dengan gravitasi di atas tanah. Kalau kita membangun gedung setinggi 300-400 km (kamu tahu, ini ketinggian jelajah ISS di atas permukaan Bumi), lalu melempar batu dari puncaknya, batu itu akan jatuh sama seperti batu yang jatuh dari balkon rumahmu.

Lalu, mengapa cara berjalan para astronaut di lantai ISS tidak seperti kita yang ada di permukaan Bumi? Alasannya, saat berada di orbit, mereka sebenarnya sedang terjun bebas ke Bumi.

Astronaut dapat tinggal di ISS dalam waktu lama, karena lapisan atmosfer paling atas melindungi mereka dari radiasi sinar matahari.

Pada ketinggian 500 km, terdapat sabuk radiasi yang memiliki dampak berbahaya bagi manusia.

Jika sebuah benda berada cukup jauh dari benda langit lain gravitasi benda langit akan menjadi terlalu kecil, sehingga gaya tarik menarik di antara keduanya saling menyeimbangkan.

Apa yang kita lihat sebagai bintang jatuh hanyalah batu kecil yang melayang-layang di angkasa. Orbit-orbitnya dan orbit Bumi saling mendekat. -

Kecepatannya sangat tinggi sehingga udara menjadi sangat panas dan mulai bercahaya.

Dalam sains, bintang jatuh disebut meteor. Jika bagian meteor ini sampai ke permukaan bumi, maka disebut meteorit. Meteor yang sangat terang disebut bola api.

Ratusan juta meteor tampak di atmosfer setiap hari. Berat keseluruhannya bisa mencapai ribuan ton.

Meteor dapat terbentuk dari sisa tabrakan antara planet lain dengan benda langit yang lebih kecil.

Benda langit berukuran kecil bisa saja memiliki arahnya tersendiri, tapi jika posisinya terlalu dekat dengan bumi, gravitasi Bumi akan membelokkannya dan menariknya hingga jatuh ke Bumi.

Para astronom mengamati dari dekat, semua benda langit berukuran besar yang berpotensi mendekati bumi saat bergerak pada orbitnya.

Jika kamu mengamati meteor yang berjatuhan di langit, objek-objek ini terlihat muncul dari tempat yang sama. Inilah yang disebut radian aliran meteoroid.

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved