Kilas Balik Tranportasi 'Trem' di Indonesia
Kilas balik transportasi massal di Indonesia, yaitu trem pernah di galakan pada pemerintahan Hindia Belanda di tahun 1860.
Bearita.com - Kereta Api Trem, merupakan jalur kereta api yang dibangun untuk melayani penumpang dalam kota.
Trem sendiri merupakan angkutan massal yang dioprasikan oleh banyak negara khususnya di Eropa, untuk menanggulangi kemacetan dalam kota.
Trem awalnya menggunakan tenaga kuda, lalu setelah ditemukannya tenaga uap, trem bertenaga uap difungsikan, dan yang terakhir adalah dengan menggunakan Trem listrik.
Di indonesia pernah dibangun alat transportasi massal ini, pembangunan dilaksanakan pada tahun 1860 (pada masa kepemerintahan Hindia Belanda), namun jalur ini hanya melayani kota Batavia.
Berikut ini kota yang pernah dibangun jaringan kereta api trem.
1. Trem Jakarta (Batavia)
Alat transportasi bernama trem mulai diperkenalkan di Batavia pada 1869.
Trem pada masa itu ditarik oleh kuda. Meski "mesin penggeraknya" kuda, tapi jarak tempuhnya terbilang panjang, dari Kwitang ke Pasar Ikan.
Lambat laun posisi trem kuda digantikan dengan trem bermesin uap pada 1881.
Ketel uap yang ditempatkan dalam kaleng besar menjalankan lokomotif trem. Karena menggunakan uap maka jarak tempuh trem ini lebih jauh, dari Pasar Ikan ke Gajah Mada hingga Harmoni, berlanjut ke Kramat melalui Pasar Baru dan lapangan Banteng, kemudian ke Meester Cornelis (Jatinegara) melewati Salemba dan Matraman.
Hingga tanggal 10 April 1899 trem listrik mulai beroperasi di Jakarta.
Sekitar 20 tahun kemudian atau tahun 1901 trem listrik mulai diperkenalkan. Meski demikian, trem upa tetap beroperasi. Trem uap akhirnya berhenti beroperasi pada 1933 karena semua trem sudah menggunakan listrik.
2. Trem Surabaya
Oost Java Stoomtram (OJS) Maatschappij adalah perusahaan yang mengelola kendaraan angkutan umum berupa trem yang beroperasi di Surabaya.
Perusahaan ini adalah gabungan dari beberapa pengusaha atau pemilik modal yang berasal dari Amsterdam, Graven's hage, Roterdam, dan beberapa kota di negeri Belanda.
Pada tahun 1886, Oost Java Stoomtram Maatschappij membuka jalur Ujung - Kramatgantung - Wonokromo - Krian - Sepanjang, kemudian dilanjutkan ke Mojokerto - Ngoro.
Namun ternyata Trem uap membawa banyak masalah seperti kemacetan, polusi, dan lain-lain. OJS kemudian mengajukan diri untuk membangun kembali jalur trem listrik di Surabaya.
Pada tahun 1910, akhirnya OJS mendapatkan ijin mengelola trem listrik kota Surabaya dan sekitarnya. Tenaga penggerak yang semula menggunakan bahan bakar kayu pada trem uap, digantikan dengan tenaga listrik yang didukung oleh perusahaan listrik ANIEM (Algemeene Nederlands Indisch Electrisch Maatschappij).
Dalam perkembangan trem di Surabaya, beberapa ruas jalan dan jembatanpun harus direnovasi supaya dapat menahan beban trem.
Contohnya Jembatan Gubeng yang menghubungkan jalan Gubeng Pojok dan Simpang (sekarang jalan Pemuda), mengalami renovasi yang cukup besar.
Hingga kini masih terlihat tiang - tiang yang dulunya berfungsi sebagai tiang listrik untuk trem sekarang menjadi tiang lampu penerangan jalan di jembatan ini. Adapula jembatan di jalan Yos Sudarso yang tadinya disiapkan untuk jalur trem, namun akhirnya tidak pernah dibangun jalur trem di sana.
3. Trem Semarang
Di Semarang, alat transportasi dalam kota saat kepemerintahan Hindia Belanda yaitu trem dioperasikan oleh Semarang Joana Stoomtrammascapaj (SJS).
Jalur trem ini melayani rute: Jurnatan-Jomblang, Jurnatan-Bulu, dan Jurnatan-Tambaksari.
Keberadaan trem memudahkan warga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagai sentral perkeretaapian, Semarang dilengkapi infrastruktur relatif lengkap.
Selain bangunan megah kantor pusat NIS di ujung Jalan Bodjong (Lawangsewu), kota Semarang punya sejumlah stasiun, antara lain Semarang NIS di Tambaksari (Kemijen), Centraal Station di Djoernatan (Jl Agus Salim), Stasiun SCS Pendrikan di Pendrikan Lor (Perempatan Jl Indraprasta), Semarang-West (Poncol), dan Stasiun Tawang.