Desa Ketapanrame Banjir 30 ribu Wisatawan Per Bulan

Traveling

Taman Ghanjaran di Desa Ketapanrame, Mojokerto, Jawa Timur yang dikembangkan warga desa untuk menarik kunjungan wisatawan.

Penulis:Bearita.com

Kurang lebih enam tahun lalu, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur sama sekali tak dikenal masyarakat luas.

Wilayah desa yang terdiri dari tiga dusun, yakni Dusun Ketapanrame, Dusun Sukorame, Dusun Slepi ini belakangan menjadi perbincangan publik, termasuk viral di media sosial. Ini setelah adanya Taman Ghanjaran yang menjadi destinasi wisata baru di Jawa Timur.

Rupanya di balik pembuatan Taman Ghanjaran yang instagramable itu punya cerita menarik. Obyek wisata ini dibangun dari hasil perpaduan potensi alam dan warga setempat. Bahkan, warga desa bahu membahu mengembangkan Taman Ghanjaran ini dengan uang, tenaga, dan pikiran sendiri di awal badai pandemi Covid-19.

Desa Ketapanrame memang memiliki geografis yang cocok untuk dijadikan obyek wisata. Desa seluas 345.460 hektar ini berada di ketinggian 800 hingga 1.200 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Menariknya, desa ini diapit oleh Gunung Welirang dan Gunung Penanggunan. 

Warga desanya dikenal rajin bekerja, baik di sawah, ladang, maupun perkantoran pemerintah dan swasta. Dari dua potensi ini lah, Kepala Desa H Zainul Arifin SE punya ide untuk memadukannya dengan membangun Taman Ghanjaran. Hasilnya, desa ini dibanjiri wisatawan. Beragam prestasi ikut disematkan di desa ini. Desanya maju, ekonomi masyarakatnya pun meningkat.

“Saya hanya mencoba memadukan potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di desa ini. Warga desa ini dikenal sangat rajin bekerja baik itu di sawah di ladang, sawah maupun pegawai negeri dan swasta,” ujar Zainul.

Sumber daya alam berupa pegunungan, persawahan dan sumber mata air menjadi modal Desa Ketapanrame mengembangkan potensi wisata di wilayahnya.
Sumber daya alam berupa pegunungan, persawahan dan sumber mata air menjadi modal Desa Ketapanrame mengembangkan potensi wisata di wilayahnya.

Desa Ketapanrame memiliki alokasi dana desa (ADD) Rp 475 juta dan dana desa (DD) sebesar Rp 760 juta. Ditambah PAD sekitar Rp 256 juta dan BHPR (Bagi Hasil Pajak dan Retribusi) sekitar Rp 355 juta, sehingga total anggaran tahun 2020 sebesar Rp 1,8 miliar. Tahun sebelumnya nilainya sekitar Rp2,1 miliar, namun ada beberapa pos anggaran yang tidak muncul lagi di tahun anggaran 2020.

30.000 Wisatawan Per Bulan

Zainul Arifin menceritakan kemajuan desanya tidak lepas dari adanya peran pemerintah dan swasta. Di mulai pada tahun 2015, di mana dalam pengembangannya Desa Ketapanrame mendapat bimbingan dari Universitas Surabaya (Ubaya). 

“Selang tiga tahun kemudian Astra masuk ke desa kami. Dari binaan Astra banyak hal yang didapat, termasuk melengkapi kebutuhan SDM maupun sisi finansial sarana dan prasarana yang sebelumnya belum nampak. Terutama untuk mewujudkan desa wisata,” imbuh Zainul.

Manfaat pendampingan dari Astra dikatakan Zainul mulai terasa dengan mulai berdatangannya wisatawan ke Desa Ketapanrame. “Saat itu hampir sekitar 1.000 sampai 5.000 wisatawan setiap bulannya berkunjung ke desa kami,” tandas Zainul.

Dari sinilah terbesit membangun sebuah objek wisata yang diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan yang nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan warga. Di tahun 2018 terwujudlah objek wisata Taman Ghanjaran. 

Pembangunan Taman Ghanjaran sendiri melibatkan  semua warga Ketapanrame. Semua kepala keluarga dikumpulkan oleh Zainul Arifin untuk berembug, bagaimana mengembangkan obyek wisata Taman Ghanjaran ini. “Dikembangkan seperti apa dan lainnya,” kata dia.

Akhirnya disepakati dalam pembangunan Taman Ghanjaran didanai dari urunan warga atau mengumpulkan dana investasi setiap KK untuk membuat wahana wisata di Taman Ghanjaran. 

“Tetapi tidak semua bisa ikut. Karena tiap KK punya problem berbeda, akhirnya hanya sekitar 400 KK yang mau atau kurang dari separuh. Masing-masing berinvestasi maksimal Rp 10 juta dan terkumpul dana Rp 4 miliar,” kata Zainul.

Wisata Taman Ghanjaran objek wisata andalan Desa Ketapanrame untuk menarik wisatawan.Wisata Taman Ghanjaran objek wisata andalan Desa Ketapanrame untuk menarik wisatawan.

Investasi warga itu dilakukan per Juni 2020, saat pandemi virus Covid-19 masih “berkuasa”. Hanya dengan tekad bulat dan keyakinan tinggi, mereka pun menjalankan usaha itu. Dan ternyata hasilnya mulai bisa dirasakan. Warga yang menjadi investor mendapatkan 10 persen di setiap keuntungan wahana. “Ya alhamdulilah, mereka kini bisa merasakan. Minimal ada pemasukan lain,” tuturnya.

Adanya wahana wisata pun terbukti mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Ketapanrame. “Adanya Taman Ghanjaran kunjungan wisatawan melesat pada tahun 2020 menjadi 20.000 hingga 30.000 pengunjung setiap bulannya,” ungkap Zainul Arifin.

Dalam beberapa tahun Taman Ghanjaran telah menjadi menjadi daya tarik wisata di kawasan Trawas. Tren pemasukan pun cenderung naik. Setidaknya Rp25 juta perhari. Bahkan pada Bulan Agustus lalu mendapatkan pemasukan sebesar Rp1,3 miliar. 
Sekitar 10 persen atau Rp130 juta masuk ke kas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dari awal tahun hingga November 2020, SHU BUMDes sudah mencapai angka Rp1,7 miliar. Tahun 2019 SHU-nya Rp1,2 miliar, yang berarti ada peningkatan signifikan.

Berdasarkan pengalaman keberhasilan Taman Ghanjaran dari masukan warga, dikembangkan objek wisata dengan memanfaatkan tanah kas desa dengan membangun wisata alam Sawah Teras Siring. Di mana dengan nantinya berbagai wisata alam dan kuliner tersaji di tempat. 
“Pada objek wisata Sawah Teras Siring ini Astra mendukung dengan menyediakan berbagai peralatan dan perlengkapan serta ornamen warung untuk wisata kuliner di Sawah Teras Siring,” ucap Zainul.  

Kepemilikan BUMDes

Selain peran swasta, berbagai prestasi yang diraih Desa Ketapanrame tak lepas berkat keunggulan dan kepemilikan BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa. Bahkan keberadaan BUMDes di desa tersebut lahir sebelum pemberlakuan Undang-Undang Desa.

BUMDes Ketapanrame yang kala itu berdiri Tahun 2001 dan secara legal formal diakui pemerintah adalah embrio dari BUMDes yang ada dan berkembang saat ini. Dikatakannya, ada empat unit usaha garapan yang dinaungi BUMDes Ketapanrame yakni Unit BPAM (Badan Pengelola Air Minum) ‘Tirto Tentrem’, kemudian Unit Kebersihan Lingkungan, Unit Simpan Pinjam dan Unit Pariwisata. “Yang cukup eksis adalah pengelolaan air minum dan pariwisata,” imbuhnya.

Beragam Prestasi 

Dari berbagai apa yang dicapai sangatlah wajar bila Desa Ketapanrame mampu merengkuh berbagai prestasi. Contohnya menjadi juara I BUMDes  tingkat Jawa Timur Tahun 2020, juara I tingkat nasional Desa Sejahtera Astra (DSA) Tahun 2020 dan capaian-capaian lain sebelumnya, antara lain meraih terbaik IV tingkat nasional lomba gotong royong tahun 2019.

Kepala Desa Ketapanrame, H Zainul Arifin SE menerima penghargaan juara I BUMDes tingkat Jawa Timur Tahun 2020 dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Kepala Desa Ketapanrame, H Zainul Arifin SE menerima penghargaan juara I BUMDes tingkat Jawa Timur Tahun 2020 dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Keberhasilan merenggut prestasi juara I lomba Desa Sejahtera Astra dicapai dengan menyisihkan lebih dari 750 desa dari 34 provinsi se-Indonesia. “Kami juga kaget, Desa Ketapanrame mampu menjadi juara I. Padahal, sistem penilaiannya juga nggak kami ketahui, karena dilakukan dengan cara daring (dalam jaringan),” tandas Zainul.

Seperti diketahui, Astra yang memiliki program kontribusi sosial berkelanjutan yakni Kampung Berseri Astra (KBA) dan Desa Sejahtera Astra ( DSA) selalu berupaya melakukan pengembangan masyarakat agar terus berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Astra sudah membina 133 KBA dan 930 DSA yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

DSA lebih difokuskan pada pengembangan ekonomi desa, dengan memberikan nilai tambah melalui pelatihan, pendampingan, bantuan prasarana, permodalan dan penggalian off taker pada produk unggulan kawasan pedesaan. Ketapanrame adalah salah satu desa yang memiliki keunggulan dan mendapatkan bantuan tersebut.

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved