Pegusaha Gaplek di Blora Sangat Terpukul Oleh Pandemi COVID-19

Ekonomi

Suasana pekerja pembuatan chips gaplek

Penulis:Bearita.com

Selama pandemi COVID-19, sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terus mengalami penurunan pendapatan. Salah sektor UKM yang cukup terpukul adalah produsen chips gaplek yang berada di Desa Bogorejo, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora.

Sejak adanya pendemi COVID-19, omzet penjualan turun sekitar 50 persen. Jika sebelum pandemi setiap bulan dirinya mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp 20 juta, kini pendapatannya hanya berkisar Rp10 juta per bulan. Pendapatan tersebut masih belum dipotong gaji pegawai yang jumlahnya hampir 20 orang.

Meski begitu para pelaku UKM tetap bersyukur kerena permintaan gaplek masih terus ada meski mengalami cukup banyak penurunan hingga 50%.

"Sebelum pandemi produksi kami hampir 40 ton setiap bulan, tapi sekarang produksi kita sebulan tinggal 20 ton, karena permintaan dari pabrik juga menurun," tutur Aang yang juga merupakan Kepala Desa di Bogorejo. Kamis (02/09/2021).

Aang mengungkapkan, untuk bahan baku singkong sendiri dirinya mendapatkan dari para petani di sekitar desanya. Harga singkong dibeli Aang dari petani dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 1.300 per kilogram, dimana harga tersebut tergantung dari kualitas singkongnya.

"Untuk bahannya sendiri cenderung tetap, harganya saya beli dari petani kisaran 1.000 rupiah hingga 1.300 rupiah per kilogram. Petanipun sekarang juga pasrah dengan harga saat pandemi seperti ini," tutur Aang.

Meski ada penurunan permintaan gaplek, namun Aang tidak mengurangi jumlah karyawannya, dirinya mangaku karyawan tetap masuk seperti biasanya.

"Kemarin karyawan sebenarnya juga mau saya kurangi. Total ada 25 karyawan, tapi karena banyak yang membutuhkan perkerjaan, ya alhasil karyawan tetap saya suruh masuk dengan sistem sif atau bergiliran," kata Aang.

Aang menjelaskan, dalam proses pembuatan gaplek, dimulai dari pengupasan singkong, kemudian dilanjut dengan proses perajangan, penjemuran, dan terakhir pengemasan ke dalam karung.

"Untuk penjualan sendiri selama ini sudah ada perusahaan yang bekerjasama dengan kami dan produk gaplek ini langsung diambil di sini." tutur Aang. (teg/imm)

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved