Curhatan Miris Seorang Dokter Tentang Adanya "Praktik Bisnis" Oknum Dokter Di Sebuah Rumah Sakit

Kesehatan

gambar ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Curhatan panjang nan miris seorang dokter yang menamai dirinya dengan "anonim" disebuah sosial media membuka mata kita.

Bearita.com - Tulisan panjang seorang dokter, yang berisi curahan hati dan pengalaman yang kurang menyenangkan kala dia sedang bekerja di sebuah rumah sakit ini diambil dari laman media sosial, Quora. Ini membuka mata kita masih ada oknum dokter yang bekerja tidak didasari dengan kejujuran dan ketulusan.

Dokter ini menamai dirinya dengan "anonim" untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Diapun merahasiakan nama rumah sakit dan oknum dokter tersebut.

Saat itu, dokter anonim tengah bekerja di sebuah rumah sakit (nama rumah sakit dirahasiakan) sebagai dokter umum. Dia menceritakan bahwa ada seorang dokter kandungan yang mana sikapnya sangat tidak disukai oleh sebagian besar karyawan rumah sakit. Berikut ini dokter menuliskan pengalamannya.

Operasi caesar.

"Jauh sebelum era BPJS dimana kita hanya bermain dengan tarif umum dan asuransi swasta ataupun askes. Saya bekerja sebagai dikter IGD, sudah tentu semua jenis pasien (tua,muda,bayi,kehamilan) akan masuk ke IGD terlebih dahulu untuk persiapan tindakan lanjutan : dirawat atau masuk ruang operasi untuk tindakan pembedahan)

Secara relasi saya dengan dokter kandungan ini tidak ada masalah. Memang beliau memeiliki koneksi yang sangat baik dengan jaringan bidan di tiga kabupaten terdekat sekitaran rumah sakit tempat saya bekerja, sehingga hampir setiap hari pasti selalu ada calon pasien bumil yang akan operasi caesar dengan beliau (dokter kandungan) tersebut.

Si dokter kandungan ini pernah berkata keoada saya "Aku itu paling suka SC (Secto Caesaria = operasi SC)". Maka tidak heran, dari gosip yang beredar beliau mempunyai tim marketing sendiri di tiga kabupaten dan memang ada "fee" spesial untuk bidan yang merujuk. Otomatis hal ini seperti menimbulkan kemalasan para bidan yang merujuk ke rs kami. "Lebih baik rujuk SC dapat duit daripada capek-capek nolong kelahiran di klinik kebidanannya karena lama dan melelahkan".

Dan hadirnya dokter kandungan ini sangat fenomenal, sehingga cukup banyak indikasi operasi caesar atas indikasi BU, alias butuh uang, terlepas dari pasiennya mampu atau gak mereka seperti didoktrin "harus siap operasi caesar dan duitnya juga!". Sehingga kadang cukup ironi mereka yang jauh-jauh datang dari desa antah berantah ke rs kami. Sudah panik ditambah mungkin kalut karena harus nyiapin minimal 5 juta yang entah dapat dari mana.

Hampir semua bidan yang datang membawa surat rujukan, selalu ditujukan kepada beliau, dan beliau juga selalu mewanti-wanti di telepon "Awas itu pasien saya, jangan dikasih ke dokter lain!"

Pernah sekali waktu, datang pasien dengan bidan ke IGD dan kata si bidan mau operasi caesar dengan indikasi persalinan tidak ada kemajuan, dan pasien serta keluarganya menyanggupi, uang sudah siap. Namun, keanehan timbul ketika bidan dari rs kami memeriksa si pasien, ternyata sudah pembukaan lengkap dan kepala sudah di pintu panggul dan siap untuk brojol.

Otomatis kami di IGD cukup panik karena si ibu siap melahirkan, alih-alih harus menjalani operasi caesar karena indikasi yang tidak tepat.

Singkat cerita saya sempat menelepon dokter kandungan tadi sampai lima kali, namun tidak diangkat karena memang saat itu sudah tengah malam. Terpaksa saya beralih ke dokter kandungan lain (inisial : dokter K) yang berjaga malam itu dan beliau menyanggupi dan datang tidak lama kemudian. Alhasil, si pasien bisa melahirkan secara normal dan tidak butuh operasi sama sekali oleh bantuan dokter K.

Pagi-pagi si dokter kandungan menelepon balik ke IGD dan habislah saya disemprot dengan makian karena saya semena-mena melempar pasiennya ke dokter lain karena ia kehilangan uang jasa operasi caesar dari pasien tersebut.

Dua jam kemudian, dengan langkah gontai si dokter kandungan itu kembali mendatangi saya di IGD dan kembali memaki saya di depan pasien. Saya hanya bisa menunduk dan memohon maaf kepadanya.

Saya tidak punya niat dan membalas kepada beliau yang sudah "serakahnya" berpraktik di rs tempat saya bekerja dahulu. Sumpah demi Tuhan saya tidak pernah mendoakan hal jelek kepada dokter itu. 

Lega saya bisa curhat juga atas oknum dokter ini!. Kalau memang ada kesamaan cerita, saya coba kemas cerita ini serapih mungkin agar tidak ada yang mengenal siapapun yang saya sebut dalam cerita di sini.

source : Quora

 

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved