Soe Hok Gie: Muda dan Berani Mengkritik Soekarno

Tokoh

Soe Hok Gie

Penulis:Bearita.com

Soe Hok Gie, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia menulis kritikan pedas mengenai kepemimpinan dari Bung Karno dalam bukunya 'Catatan Seorang Demonstran'.

Soe Hok Gie memang terkenal kritis, mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Soekarno. Dia menilai pemerintah seperti abai dengan kondisi ekonomi Indonesia semakin terpuruk, namun sebaliknya para pejabat di pemerintahan malah berfoya-foya di istana seakan tidak terjadi apa-apa.

"Sebagai manusia saya kira saya senang pada Bung Karno, tetapi sebagai pemimpin, tidak!,” ucap Gie dalam buku tersebut.

Gie mengaku tidak suka dengan situasi di istana Presiden. Dia merasa muak melihat sikap pembantu-pembantu presiden, seperti pengawal dan menterinya, yang suka menjilat atas. Ada juga gaya pakaian sekretaris Presiden Sukarno yang dia anggap terlalu ketat dan seksi.

img

“Sekretaris pribadinya yang berkebaya ketat dengan buah dada yang menggiurkan. terus terang saja aku melirik padanya, padahal dalam hal ini aku biasanya acuh tak acuh. Memang dia cantik, tetapi aku dapat membayangkan betapa kotornya hidup perkelaminan di sini (Istana Presiden)," ucap Gie yang memang sudah tiga kali bertemu dengan Presiden Sukarno di Istana Negara.

Ada suatu ketika Senat Fakultas Sastra UI menerima surat dari Menteri Koordinator Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Profesor Prinojo yang dimana Fakultas diminta mengirimkan 20 orang mahasiswi untuk nonton wayang kulit di Istana semalam penuh. Hal itu sontak membuat Gie dan kawan-kawannya tersinggung, karena seolah Fakultas Sastra adalah pemasok wanita untuk konsumsi istana. Apalagi tidak ada permintaan untuk mengundang seorang pun mahasiswa.

Hal ini layak untuk disinggungkan, sebab biasanya terkait urusan gerakan mahasiswa biasanya mereka selalu diundang Soekarno. Salah satunya saat mereka menjadi anggota delegasi pemuda yang setuju dengan asimilasi dan minta restu dari Soekarno. Soe yang awalnya segan untuk ikut dikarenakan tidak memiliki pakaian. Namun akhirnya ia pun datang juga dengan modal jas pinjaman yang kepanjangan, yang sempat disinggung oleh Soekarno.

Ketika kebanyakan orang bangga ketika diundang ke Istana, beda dengan Soe Hok Gie yang justru sedih dan kecewa sebab menyaksikan betapa kotornya kehidupan di Istana.

"Setiap aku keluar dari istana, aku sedih dan kecewa. Sedangkan biasanya orang lain bangga jika bisa berjabatan tangan dengan Bung Karno," ucap Gie.

img

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved