Jika Paus Bernafas Dengan Paru-Paru, Lalu Mengapa Paus Mati Saat Terdampar?

Sains

gambar ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Mungkin pertanyaan ini pernah muncul di benak kita, mengapa paus mati saat berada di daratan sedang yang kita ketahui mereka bernafas dengan paru-paru.

Tindakan sederhana ini dapat membantu kita menemukan jawabannya.

Tidurlah diposisi tengkurap, tanpa alas kasur atau springbed, misalnya di atas lantai. Apa yang terjadi? Sepertinya tidak akan terjadi apa-apa. Dimenit pertama dan kedua semua terasa biasa saja. Namun memasuki setengah jam, mulai terasa sesak seperti ada yang menekan dada kita. Sejam berikutnya dada menjadi sakit hingga kerap kali tanpa sadar, ketika bangun, kita menemukan posisi tidur kita sudah dalam posisi telentang.

Mengapa demikian? Itu dikarenakan bobot badan kita menekan dada kita sendiri, apalagi jika berada di alas tidur yang keras. Tulang rusuk dada manusia tidak memungkinkan untuk diposisikan di bawah sebagai penyangga badan, itu dikarenakan paru-paru selalu mengembang ke depan, dibantu oleh otot interkostal (otot antara tulang rusuk). Ketika kita tidur tengkurap, otot interkostal harus berjuang keras untuk mengembang demi memberi ruang pada paru-paru dengan cara mengangkat tubuh kita.

img

Mungkin ilustrasi di atas sudah sedikit membuka jawaban kita. Begitu jugalah yang terjadi pada paus saat terdampar. Pertama, paru-parunya akan tertekan oleh bobot tubuhnya yang luar biasa sehingga praktis menjadi sesak nafas.

Masalah kedua, tubuh paus sesungguhnya diselimuti oleh lapisan lemak yang padat dan tebal, yang disebut blubber. Kira-kira setebal ini:img

Ketika musim dingin, ketebalan blubber akan meningkat namun menyusut saat musim panas. Lapisan lemak ini berfungsi sebagai insulator (brikade) agar panas tubuhnya tetap terperangkap dan menjaga tubuhnya tetap normal ketika paus berada di air laut yang dingin atau bahkan air laut kutub sekalipun.

Ketika seekor paus terdampar, blubber ini berbalik menjadi musuh, sebab lapisan lemak ini membendung semakin banyak panas, baik panas dari tubuh paus sendiri juga panas dari daratan. Tidak ada air laut yang dapat mengurangi panas tubuh paus. Ketika suhu tubuh paus semakin tinggi untuk bisa ditolerir oleh enzim dan komponen metabolik, maka paus akan berakhir dengan mati.

img

Masalah ketiga ada pada kerangka dan otot paus. Meskipun memiliki ukuran besar, namun kecocokan adaptasinya sudah amat baik dengan kehidupan di laut yang 180 derajat berbeda dengan kehidupan darat. Evolusi telah memaksimalkan kerangka serta otot paus hanya untuk bergerak, bukan untuk menopang tubuh raksasanya, sebab topangan tubuhnya sudah disediakan alami oleh gaya apung air laut.

Akan menjadi tidak berfungsi otot dan kerangka paus ketika terdampar, dan karena bobot besarnya telah menekan, ditambah pula gaya gravitasi, dorongan sirip seakan mustahil untuk mampu membantunya bergerak kembali ke air seperti anjing laut atau singa laut. Itulah mengapa paus akan mati ketika terdampar di darat walaupun mereka bernapas dengan paru-paru.

source : Quora

 

 

 

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved