Abu Bakr Ash Shiddiq vs Abdullah Bin Amr Bin Ash?

Religi

Ilustrasi

Penulis:Bearita.com

Siapakah di antara keduanya (Abu Bakr Ash Shiddiq VS Abdullah Bin Amr Bin Ash) yang lebih banyak ibadahnya kepada Allah?

Pada saat Syaikh Walid (murid Syaikh Albani yang sekarang berada di madinah ) mensyarah shahih muslim beliau pernah bertanya pada audience 'Siapakah diantara Abu Bakr Ash Shiddiq VS Abdullah Bin Amr Bin Ash yang lebih baik kedudukannya di sisi Allah?'.

Jika kita yang ditanya tentang hal tersebut, siapakah diantara keduanya yang lebih banyak ibadahnya? Apa jawabannya?? OK... kita skip dulu jawabannya.

Al Imam Abu Bakr Al muzani sebagiamana dikeluarkan Al Imam Ibn Rojab Al Hambali dalam Jamiul Ulum Wal Hikam, Al Imam Abu Bakr Al muzani mengatakan:

ما فاق ابو بكر اصحاب النبي صلى الله عليه وسلم بصوم ولا صلاة

Abu Bakar tidak pernah mengalahkan (mengungguli) para sahabat2 yang lain dengan sholat beliau atau dengan puasa beliau.

Artinya apa? sholat dan puasanya Abu bakar adalah hanya standar (biasa) saja di antara para sahabat lainnya.

Lalu siapa sih Abdullah bin Amr Bin Ash? Ternyata Abdullah Bin Amr Bin Ash, dari sisi amalan dan banyaknya ibadah adalah yang terbaik. Sedangkan Abu Bakr As Shidiq adalah orang yang beribadah sesuai level garis standar para sahabat (tidak mengungguli mereka). Abdullah bin Amr Bin Ash adalah orang yang berada di hadapan Nabi sollallohu alaihi wassallam saat beliau bersabda:

صم يَوْمًا وَلَك أجر مَا بَقِي

Berpuasalah satu hari (setiap bulannya) maka engkau mendapatkan pahala di hari-hari yang lain

lalu kata Abdullah bin Amr Bin Ash :

إنِّي أطيقُ أَكْثرَ من ذلِكَ

Ya Rosulullah saya bisa lebih dari itu (minta tambah). Lalu sabda Nabi :

صُم يومينِ ولَكَ أجرُ ما بقي

Kalau begitu puasa lah dua hari

Lalu Abdullah bin Amr Bin Ash berkata:

إنِّي أطيقُ أَكْثرَ من ذلِكَ

Ya Rosulullah saya bisa lebih dari itu (minta tambah).

Akhirnya Nabi tambah lagi terus demikian sampai Nabi HARUS bersabda pada titik:
صُم أفضلَ الصِّيامِ عندَ اللَّهِ، صومَ داودَ ، كانَ يصومُ يومًا ويُفطِرُ يومًا
Puasalah.. sebaik2nya puasa sunnah di sisi ALlah adalah puasanya Nabi daud.. sehari berpuasa kemudian sehari berbuka.

Seperti Inilah giatnya ibadah puasa Abdullah bin Amr Bin Ash, seperti ini. Lalu bagaimana bacaan qurannya? lagi-lagi beliau adalah orang yang berada di hadapan Rosulullah saat beliau bersabda:

اقرأ القرآن في شهر

Khotamkan Quran dalam jangka satu bulan (satu khotaman)

Adapun respon dari Abdullah in Amr bin Ash, adalah:

إني أجد قوة ؟

Saya bisa lebih dari itu

Sehingga terulanglah lagi dialog tawar menawar kemampuan ibadah Abdullah bin Amr bin Ash pada Nabi seperti tadi. Hingga Sampai Nabi harus bersabda pada titik:

لا يفقه من قرأ القرآن في أقل من ثلاث

Tidak akan bisa mentadaburi, orang yang mengkhotamkan sekali kurang dari 3 hari

Dan sejak hari itu, Abdullah bin Amr Bin Ash memperlambat tempo bacaannya dari satu kali khotam dalam sehari menjadi satu kali khotam per 3 hari sekali.

Itulah perbandingan ibadah di antara keduanya, akan tetapi Kemudian kata al imam Abu Bakr Al Muzani mengatakan:

Namun yang membuat Abu Bakar As Shiddiq lebih utama dan menjadi manusia terbaik setelah para Nabi dan Rosul adalah karena adanya sesuatu yang kokoh dalam hatinya.

Inilah yang dijelaskan oleh seorang ulama yaitu Abdullah Al-Muzani rahimahullah, beliau berkata,

إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah: Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku’. Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dahulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku’. Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat orang yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.”
[lihat Hilyatul Awliya’ 2/226, Abu Nu’aim Al-Ashbahani, Asy-Syamilah]

Salah satu hakikat dari sikap tawadu adalah berusaha memandang orang lain selalu lebih baik dari kita, karena inilah lawan dari rasa sombong yaitu merendahkan manusia.

Bukanlah termasuk tawadu orang yang memakai baju yang lusuh serta muka yang lemas dan layu atau jika mengerjakan shalat terlalu menunduk dipaksakan.

JANGAN MERASA LEBIH BAIK DARI PADA ORANG LAIN

Karena faktor ini juga seseorang yang tidak dikenal dalam dunia ilmu, ia menjadi tabiin terbaik. Siapa dia? Uwais Al Qorni, sebagaimana dalam Hadits Nabi di riwayat Muslim

إن خير التابعين رجل يقال له أويس

Apakah beliau ahli fiqh? Atau beliau imam madzhab? Apakah beliau pakar tafsir? bahkan yang sering kita dengar malah beliau orang yang suka diolok-olok di kampungnya. Sampai-sampai orang yang mengolok-oloknya terkejut saat bertemu dengan Umar bin khotthob, karena Uwais al Qorni adalah orang yang dicari-cari Umar. Kenapa? karena Umar pernah mendengar rekomendasi sabda Nabi carilah orang yang bernama Uwais dan kalau engkau mampu mintalah kepadanya suatu doa dan istighfar kepadanya. Itulah Uwais AlQorni, sosok tabiin yang mampu mengalahkan ulama dan ahli ibadahnya Said bin Musayyib.

ini mengingatkan pada hadits:

رُبَّ أشعثَ أغبرَ مدفوعٍ بالأبواب، لو أقسم على الله لأبره، رواه مسلم.

Betapa banyak orang rambutnya berantakan, tubuhnya penuh dengan debu, kalau ia mengetuk rumah warga (masyarakat) tidak ada orang yang membukakan pintu untuk orang tersebut. Namun, Sekali ia berdoa kepada Allah langsung Allah ijabah. Mengetuk pintu manusia tidak diterima, tapi mengetuk langit langsung Allah kabulkan.

Mungkin kita bisa jadi lebih unggul dalam membaca AlQuran..tapi kita tidak amalkan

Mungkin kita bisa jadi lebih unggul dalam berpuasa sunnah.

Mungkin kita bisa jadi lebih unggul dalam bilangan tahajjud.

tapi mungkin amalan hati dan keikhlasan mereka lebih terjaga.

Tidak ada alasan kita mengklaim lebih bertakwa dari pada orang lain, tidak ada alasan kita merasa lebih baik dari pada orang lain. Bisa jadi jamaah lebih bertakwa dari pada ustadznya..

sumber: Abu Ahda (https://bit.ly/3b9QpRe)

Terkait
Sumber Referensi Cerdas | Beragam Informasi Unik dan Berani
Copyright ©2024 bearita.com All Rights Reserved